Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
Sebelum behas lebih jauh ke pengelompokkan elektrolit dan non elektrolit, gue mau memaknai kata larutan dulu. Jadi gini.
Larutan adalah campuran homogen zat yang terdiri dari solute dan solvent. Campuran homogen, maksudnya adalah campuran zat yang bagian-bagiannya tidak dapat dibedakan lagi. Semua zat sudah menyatu menjadi satu kesatuan. Lalu apa solute dan solvent itu?
Solute adalah zat terlarut, sementara solvent adalah zat pelarutnya.
Ambil contoh, larutan garam. Dalam hal ini, larutan garam adalah campuran antara dua zat, yaitu garam dan air. Solute dari larutan tersebut adalah garam, sementara solvent-nya adalah air. Karena air dan garam sudah menjadi satu kesatuan, alias tidak dapat dibedakan lagi satu sama lainnya, maka campuran itu disebut
larutan garam.
Nah contoh lainnya adalah air laut.
Pada air laut, garam berada dalam bentuk ion-ionnya. Dan bila diuji, air laut lebih mudah menghantarkan listrik dibanding air biasa. Hal inilah yang menyebabkan air laut termasuk dalam kelompok
larutan elektrolit.
Sementara itu, larutan yang tidak bisa menghantarkan listrik karena tidak adanya ion, disebut
larutan non elektrolit.
Alkohol adalah contoh larutan non elektrolit.
Laut mati mengandung ion-ion garam yang lebih
tinggi dibanding laut biasa, dan termasuk larutan
elektrolit.
Sekarang ayo bahas proses yang terjadi dalam larutan elektrolit.
Dalam jenis larutan yang dapat menghantarkan listrik ini, terjadi proses ionisasi. Apa ionisasi itu?
Ionisasi adalah (menurut wikipedia ya!) proses perubahan atom atau molekul menjadi ion dengan menambah atau mengurangi muatannya (elektron). Jadi misalnya kalau atom Na dikurangi elektronnya, maka atom Na itu akan berubah jadi ion Na +
Tapi kalau ionisasi yang dimaksud dalam proses pada larutan elektrolit disini, adalah proses pemisahan (disosiasi) senyawa ionik. Misalnya NaCl akan terurai jadi ion Na + dan Cl -
Nah ion-ion itulah yang menghantarkan listrik.